![]() |
| Ilustrasi - Sebuah pantai di Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. (pariwisata.kepulauanselayarkab.go.id) |
Dalam studi ekologi, hubungan antara manusia sebagai organisme dan lingkungan geografis tidak terpisahkan dan saling memengaruhi. Lingkungan geografis melalui bentuk dan sifatnya mampu membentuk dan mengubah sifat, karakter, dan bahkan sistem kepercayaan manusia melalui suatu proses. Di sisi lain, manusia mampu mengubah kondisi ruang geografis untuk kepentingan tertentu.
Studi ini meneliti hubungan antara mitos ruang dan munculnya kesadaran ekologis manusia dengan unit analisis berupa masyarakat pesisir di Kepulauan Selayar. Sebagai penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologi ruang, studi ini menggunakan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mitos kepercayaan bahwa setiap ruang air, baik sungai maupun laut, memiliki penjaga berupa makhluk tak terlihat, menciptakan kesadaran ekologis. Mereka tidak merusak ruang air, tidak mencemari, dan tidak mengeksploitasinya secara berlebihan.
Isu kesadaran ekologis berdasarkan nilai-nilai sosial budaya ini menariknya dikaitkan dengan lingkungan laut berkelanjutan dalam kaitannya dengan strategi pelestarian ruang ekologis pesisir.
Selengkapnya.....................


